Minggu, 24 Februari 2008

API AKU

Diusap jemari waktu : tak kentara
Matahari jadi beku
Kalah oleh panas lahar yang menggelegak
Dalam hati jiwaku
Tak juga mengendap malah makin kental
O, jika sudah begini adakah semuanya
Akan berhenti. Senyap. Kelu. Mengembun
Tak mungkin !
Api terus saja membakar-bakar
Menghanguskan segala. Hingga tak ada
Lagi yang tersisa
Pergi berkaca.
Aku lebur ! Menguap !
Kaca pecah berantakan. Aku tersungkur
Ku butuh air penyejuk
Biar segar untuk bertenang diri
Kemana ? Entah.
Terus berjalan membawa apiku
Membara. Tak juga mau meredup.
Meradang.
Persetan !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar