Aku ingin makan banyak hari ini
Bukan cuma sepiring nasi dan sepotong
paha ayam
Juga segenggam bara + sekepal sekam + sejumput
duri
Minumku tak hanya air mineral atau jus alpukat
Pun sebongkah salju + secawan racun kutenggak
Dalam hati
Kuingin hidupku berurat dan
Berakar baja
Menghujam di belantara matahari
Kan ku hela angin di bawah telapak kakiku
angkuh
biar lupakan nadi yang berjalan
menuruni kurva dimerah senja
dan biarkan :
di pojok kamar izrail murung
sendirian meniupi asap dupa
Kamis, 27 Maret 2008
SEBUAH CATATAN DARI KANTOR PBB
Anyir darah
Amis darah
Laut tubuh dan darah
Asap mesiu mengepul hangat
Menciumi nyawa melekat
Tubuh terkoyak mortir
Melepas roh dari raga yang tak rela
Banyak tangis
(ada tawa ?)
Nanah meleleh dari borok-borok dunia
Ya, saudara-saudara !
Dengan asyiknya tiap hari kita catat :
Anyir darah
Bau perang
Laut tubuh dan darah
Bau perang
Asap mesiu – mortir – rudal
Bau perang
Bau perang
Bau perang
Bau............
Amis darah
Laut tubuh dan darah
Asap mesiu mengepul hangat
Menciumi nyawa melekat
Tubuh terkoyak mortir
Melepas roh dari raga yang tak rela
Banyak tangis
(ada tawa ?)
Nanah meleleh dari borok-borok dunia
Ya, saudara-saudara !
Dengan asyiknya tiap hari kita catat :
Anyir darah
Bau perang
Laut tubuh dan darah
Bau perang
Asap mesiu – mortir – rudal
Bau perang
Bau perang
Bau perang
Bau............
Rabu, 19 Maret 2008
DUA GELISAH
Duduk semeja
Sudah berwaktu lamanya
Masing-masing bawa gelombang
Mencoba merentang garis.
Tak sepatah kata bergulir
Bisu ketemu bisu
Sepi tambah sepi
Berpandangan saja. Jadi apa ?
Hati gerah menghentikan nyawa
Langit pecah serentak
Ketika bareng berucap : jujurlah !
Sudah berwaktu lamanya
Masing-masing bawa gelombang
Mencoba merentang garis.
Tak sepatah kata bergulir
Bisu ketemu bisu
Sepi tambah sepi
Berpandangan saja. Jadi apa ?
Hati gerah menghentikan nyawa
Langit pecah serentak
Ketika bareng berucap : jujurlah !
PARODI
: kawan yang ku ikat pada sumpah
lelucon demi lelucon kita lalui bersama
kebohongan demi kebohongan kita
kerjakan bersama
-- meski dibungkus dengan sebuah kata : kejujuran
sampai sejauh mana sebuah kata punya makna ?
wajah kita menangis. Hati kita terbahak
wajah kita tersenyum. Jiwa teriris-iris
pergi bawa kisah.
lelucon demi lelucon kita lalui bersama
kebohongan demi kebohongan kita
kerjakan bersama
-- meski dibungkus dengan sebuah kata : kejujuran
sampai sejauh mana sebuah kata punya makna ?
wajah kita menangis. Hati kita terbahak
wajah kita tersenyum. Jiwa teriris-iris
pergi bawa kisah.
HANYUT 2
Cukuplah kata :
Segelas air yang kau sodorkan
Di sahara jiwa
Tak kan pernah menghapus rasa dahagaku
(proses lanjut ....?)
Jadi pertapa di goa diri
Sampai malaikat maut
Mengetuk pintu !
Segelas air yang kau sodorkan
Di sahara jiwa
Tak kan pernah menghapus rasa dahagaku
(proses lanjut ....?)
Jadi pertapa di goa diri
Sampai malaikat maut
Mengetuk pintu !
HANYUT 1
Tiada lagi segala :
Cuma pandangi pelangi
Biarpun :
Cinta tak pernah berkurang karena
Penerimaan
Cinta tak pernah berkurang karena
Penolakan.
Cuma pandangi pelangi
Biarpun :
Cinta tak pernah berkurang karena
Penerimaan
Cinta tak pernah berkurang karena
Penolakan.
Rabu, 05 Maret 2008
KEMBARA
Selalu saja ada yang tersisa
Dari segala kata yang kudirikan
Lewat rohku
Proses ?
Kembara diri tak mungkin berhenti
Jelajahi semesta
Dari segala kata yang kudirikan
Lewat rohku
Proses ?
Kembara diri tak mungkin berhenti
Jelajahi semesta
SURABAYA JATUH CINTA
Rindu dendam seiring gelombang
Pemberontakan. Tak mampu diredam
Selalu saja menggoyang-goyang
Dunia khayali.
Mengelucuk jiwa
Jancuk !
Pemberontakan. Tak mampu diredam
Selalu saja menggoyang-goyang
Dunia khayali.
Mengelucuk jiwa
Jancuk !
SAJAK MIMPI
Aku tadi bermimpi sebagai mimpi putra raja
Gadis manis. Tak pernah ku temu
Wajah bulat telur. Bibir tipis merah delima
Rambut menjuntai sepinggang
Katanya bakal jadi istriku
Pandang matanya sangat menyejukkan
Dalam jaga. Sungguh kumintakan ia pada Tuhan
Heran. Lantas bagaimana dengan.........?
Gadis manis. Tak pernah ku temu
Wajah bulat telur. Bibir tipis merah delima
Rambut menjuntai sepinggang
Katanya bakal jadi istriku
Pandang matanya sangat menyejukkan
Dalam jaga. Sungguh kumintakan ia pada Tuhan
Heran. Lantas bagaimana dengan.........?
Minggu, 02 Maret 2008
DOA AKHIR TAHUN
Buat : A
Detik menggugah. Terus melangkah dari waktu lalu
Meinggalkan tapak berlumpur – pekat.
Sebab itu, jangan lagi noleh ke belakang
Biar segala emosi iri – usah pedulikan
Segalanya biar menguap !
Sekarang, jadilah air
Mengalir tak terhalangi : jujur dan tegas
Itulah makna hakiki bersekutu.
Membangun rumah persekutuan di puncak
Bukit kehidupan
O, alangkah indahnya !
Detik menggugah. Terus melangkah dari waktu lalu
Meinggalkan tapak berlumpur – pekat.
Sebab itu, jangan lagi noleh ke belakang
Biar segala emosi iri – usah pedulikan
Segalanya biar menguap !
Sekarang, jadilah air
Mengalir tak terhalangi : jujur dan tegas
Itulah makna hakiki bersekutu.
Membangun rumah persekutuan di puncak
Bukit kehidupan
O, alangkah indahnya !
DIRI
Menatap segala nyanyian duniawi. Serakah
Deras mengguyur badan
Berlari ; Mencengkeram syahwat
Berlari tak berhenti – nafas tersengal
Coba berhenti. Berpaling dari kelam
Mencari caya menembus batas
Melayang-layang diri ini di ruang nisbi
Menggapai-gapai dilumat kabut.
Embun.
Sepi.
Hening.
Hhh.....seperti inilah aku,
Yang dengan dosapun aku bersahabat.
Deras mengguyur badan
Berlari ; Mencengkeram syahwat
Berlari tak berhenti – nafas tersengal
Coba berhenti. Berpaling dari kelam
Mencari caya menembus batas
Melayang-layang diri ini di ruang nisbi
Menggapai-gapai dilumat kabut.
Embun.
Sepi.
Hening.
Hhh.....seperti inilah aku,
Yang dengan dosapun aku bersahabat.
PERJAMUAN
Tetaplah pada perjalanan
Bertenang langkah
Sebagai ikan di laut tak pernah tergesa
Selama masih punya udara
Bertemanlah pada hidup ;
Akrabi lalu kencan dan bersenggama
Hingga tuntas menikmatinya
Jangan tergesa
Meski batas penngembaraan
Tak pernah diketahui pantainya
Seperti batas langit
Maka, marilah kita torehkan nama kita masing-masing
Pada biru langit dengan darah
Jiwa kita hingga merahlah segala
Menjulang mercusuar membelah cakrawala
Terus kita sapukan kuas darah
Pada langit. Terus. Terus.
Sampai tuntas kita sapukan cat emas
Kehidupan di kedalaman sukma
Sehingga pada akhirnya kita bisa tersenyum dan istirahat
Dengan tenang
Memenuhi undangan perjamuan Maha Agung
Dan kita tuang anggur pada cawan perak
Hingga mabuk dan berceloteh dengan khusyuk :
Allah.Allah..Allah...Allah....Allah.....Allah......Allah.......Allah........
Allah.........Allah..........!!!...........
Bertenang langkah
Sebagai ikan di laut tak pernah tergesa
Selama masih punya udara
Bertemanlah pada hidup ;
Akrabi lalu kencan dan bersenggama
Hingga tuntas menikmatinya
Jangan tergesa
Meski batas penngembaraan
Tak pernah diketahui pantainya
Seperti batas langit
Maka, marilah kita torehkan nama kita masing-masing
Pada biru langit dengan darah
Jiwa kita hingga merahlah segala
Menjulang mercusuar membelah cakrawala
Terus kita sapukan kuas darah
Pada langit. Terus. Terus.
Sampai tuntas kita sapukan cat emas
Kehidupan di kedalaman sukma
Sehingga pada akhirnya kita bisa tersenyum dan istirahat
Dengan tenang
Memenuhi undangan perjamuan Maha Agung
Dan kita tuang anggur pada cawan perak
Hingga mabuk dan berceloteh dengan khusyuk :
Allah.Allah..Allah...Allah....Allah.....Allah......Allah.......Allah........
Allah.........Allah..........!!!...........
Langganan:
Postingan (Atom)