Minggu, 24 Februari 2008

MOBIL PENGEN MANDI


LOCK OF IMAGINATION


O.

O.
Jika digandeng dengan i
Bermaknalah ia sebagai memanggil

Jika digandeng bersama h
Maka ia adalah letupan emosi jiwa

Jika bergabung dengan kembarannya
Hanya diucapkan oleh orang bodoh

Jika diikuti oleh k
Maka ia berarti kesepakatan

Jika berjejer dengan m
Wah, yang ini biasanya gemar sekali mencari daun muda

Dan bila bergandengan dengan a
Bertambah satu lagi jeritan teka-teki
Kehidupan yang nongol dari
Selangkangan yang memuakkan !

JERIT

Rinai hujan malam ini
Bekukan segala. Segala
Cindi guruku Chairil Anwar ku tatapi
Bertanya padanya : Mengapa ?

API AKU

Diusap jemari waktu : tak kentara
Matahari jadi beku
Kalah oleh panas lahar yang menggelegak
Dalam hati jiwaku
Tak juga mengendap malah makin kental
O, jika sudah begini adakah semuanya
Akan berhenti. Senyap. Kelu. Mengembun
Tak mungkin !
Api terus saja membakar-bakar
Menghanguskan segala. Hingga tak ada
Lagi yang tersisa
Pergi berkaca.
Aku lebur ! Menguap !
Kaca pecah berantakan. Aku tersungkur
Ku butuh air penyejuk
Biar segar untuk bertenang diri
Kemana ? Entah.
Terus berjalan membawa apiku
Membara. Tak juga mau meredup.
Meradang.
Persetan !

BETINAKU

Ku cari betinaku jalang
Karena kita sama telanjang
Ku cari betinaku di jalan
Karena kita sama;
Seonggok sampah di lorong gelap
Kau tahu dimana aku
Aku tak tahu dimana kau
Aku adalah kau
Kau adalah aku, sekarang
Mau apa mereka
Disini aku hidup, kau juga
Disana kau hidup, aku juga ?
Mau apa mereka
Biarkan aku hidup
Seperti yang lain
Tapi aku kan beda

Betina !
Betina !
Ku cari kau dimana-mana !

MENANTI

Menangkup sunyi
Resah meradang
Menunggui bom waktu. Dipasang kemarin
Menunggu terus
Berteka-teki ; kena sasaran ataukah
Terkapar sendiri
Detik merambat jantung mendegup
Urat menegang segala menegang
Kian awas – waspada
Tambah mendebar menderas keringat
Pada sekujur pori-pori jiwa

Astaga,
Mengapa begitu lama detik merangkak ?

SEBAB RINDU

Hujanlah hujan
Hujanlah !

Biar mendung tak lagi mendung
Biar petir tak lagi petir

Hujanlah mengguyur segala menderas
Hingga tak lagi pelangi bermuka-muka
Sebab rindu yang terpental-pental
Ingin juga mencari tempat berteduh

DALAM HATIKU

Dalam hatiku
Sungai yang mengalir
mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir mengalir
mengalirmengalirmengalirmengalirmengalirmengalirmengalir

dalam segala penghidupan

SATU TITIK


.

............................................................
.

Jendela hati perkasa !

NYANYIAN MEMPELAI

Langit biru
Penuh caya
Malu
K’lambu merah jambu
Tersipu
Angin mendayu
Tingkap sejarah baru
Yalah ‘tika segala firman
Dua kalbu telah terucap
Lebur – larut
Bersama lenguh yang menderu

Darah suci perkasa !

Maka segala doa pun membalur

BALADA PEMULUNG : TUGIMIN

Otot yang nonjol
Di telapak tangan
bahu
kaki
dada
perut
Sudah mendarah
Terus jalan
Diseret hidupnya

(dalam setiap doanya ia seru ) :
Tuhan, hidup yang begini
Terlalu sulit bagiku
Aku lelah kendalikan
Tuntutan zaman yang menggila
Aku sungguh tak rela jika kau
Beri hidupku seperti ini
Bukankah aku makhlukmu yang terbaik ?
-- itu firmanmu dalam kitab yang tak kuragu –

Tuhan, ini aku bukan nentang kau
Cuma ngadu tentang takdirku
Otot yang nonjol
Di telapak tangan
bahu
kaki
dada
perut
Di sekujur tubuh dan jiwa
Sudah beku dan mendarah

Ia terus jalan
Sudah mendarah
Terus jalan
Diseret hidupnya

YANG BISA AKU KATAKAN SEKARANG

Yang bisa aka katakan sekarang
Adalah bahwa aku punya jalan sendiri
Jalan yang terbentang
Jalan kemerdekaan
kebebasan

Aku barangkali sudah tak peduli lagi
Akulah yang hidup untuk hidup

Bukan apa-apa.

Begitulah aku sekarang orangnya
Ingin bersendiri saja. Ya !!!

INGINKU

Ingin kukabarkan, ingin kukabarkan
Lewat tulisan yang bergairah

Sejuta ide membuncah dalam dada
Bersemangat bak prajurit
Siap perang

Cerita tentang cinta, kehidupan, tuhan...

Tapi,
Andai saja tangan tak kaku
Andai saja otak tak berbelukar
Pasti telah kukabarkan semua

Ah, andai saja

AKU BAWA LAUTKU

Buat : Wardi + Yasin

Dalam kamar ini
Matahari masih saja bersinar
Tak mampu bakar hati

(sebuah lagu terdengar dari radio yang
satu-satunya. Butut)

Aku –kami—masih saja bersatu
Dengan laut yang masing-masing
Kami bawa. Tak terkira itu dalamnya
Riaknya membuncah anggur
Dalam gelas. Kami lalu bikin toast

Dalam kamar ini
Matahari masih saja bersinar

Dan kami terus jalan,
Bawa laut masing-masing

(sebuah lagu masih terdengar-terseret angin. Keras)

TERNYATA AKU MASIH CINTA KAMU

Buat : R

Biarlah, biarlah
Semesta yang bicara
Tentang hasrat jiwaku
Padamu

Malam ini
Kembali menggelora
Raa itu, meski telah
Kucuci namamu dari hatiku

Lelah
Tak kuasa dalam penantian berabad

Pada akhirnya kukabarkan
Lewat angin malam di dinding
Hatiku yang pengap
Bahwa ternyata terlalu sulit
Untuk tidak mencintaimu

HILANG AKU

Waktu-waktu yang kutiup
Laksanana angin ; terbang entah kemana
Kutelusuri masa-masa
Hanyalah tumpukan mimpi kosong
Yang tak kusadari adalah
Bahwa waktuku sudah tinggal
Sejengkal lagi

Tanpa apa-apa.

KESAL

Aku terjebak dalam dinding warna
Putih abu-abu
Putih abu-abu
Abu-abu kelabu...
Tunggu dulu,
Aku mau berak !!

MARI, SAMBUTLAH AKU

Aku yang lelah
setelah seharian tadi bergumul dengan segala
apa yang kau rencanakan

(malan ini aku datang)

biarkan aku memelukmu
dan kucium keningmu
dalam rindu yang
lauti hatiku

kasih yang ku rindu
dan ku cinta

(meski kadang aku tergoda untuk melupakanmu)

sibaklah tabir wajahmu
agar aku dapat leluasa
layari bening semesta

jiwaku yang penat
oleh kotor dan debu masa lalu
ingin ku wudlu dalam
telaga maafmu

karena setelah itu
tak ada lagi yang kuingin
kecuali syahwat terbesar
adalah perjumpaan denganmu

PADA KEHIDUPAN

Jika pada kehidupan ini kita harus
Menyerah
Sudah tuntaskan dulu dengan perjanjian
Bahwa pada dasarnya kita tak mampu untuk jalani
Kita terpaksa

Jika pada kehidupan ini kita harus menyerah
Jangan lagi ada sesal ataupun duka, sebab
Takkan pernah berubah lagi

Jika pada kehidupan ini kita harus
Menyerah
Pastikanlah bahwa kita berusaha untuk tidak menyerah begitu saja
Meski;
Telah kita tuntaskan perjanjian
Bahwa pada dasarnya kta tak mampu
Untuk jalani

Jumat, 22 Februari 2008

your girl : back to the future !


SEKUNTUM MAWAR MERAH

(buat : M)

Sekuntum mawar merah
Hatinya menangis
Ia terkurung dalam bingkai bara api
Bapaknya harimau kakaknya srigala
Ibunya batu
Maka pada harapan manakah ia menatap

Sekuntum mawar merah
Hatinya luka
Pada tubuhnya tertancap duri beracun
Hingga kumbang yang berani mendekat
Hatinya akan mati
Maka pada tong sampah manakah ia
Akan buang duri beracun

Sekuntum mawar merah
Hatinya duka
Ingin kupetik ia dan kuberi bingkai udara
Bukan sebagai kumbang atau seorang pangeran
Tapi sebagai lelaki bau lumpur hakiki
Yang akan mengajak menatap harapan
Yang akan membantu membuang duri beracun

Sekuntum mawar merah
Hatinya bimbang
Pada kesedihan yang meradang
Pada rasa putus asa yang menjegal
Pada kekesalan yang menggunung
Pada pembr\erontakan yang menggelombang
Tapi bau lumpur telah ia cium !

BAGI KEBEBASAN

Tangan kan tekepal hati tlah merah
Maka darah adalah deru gelombang
Yang menggunung dan langkah adalah derap kuda perang yang sembrani

Siapa lagikah yang hendak menghadang ?
Sedang setan dan iblis keder karena arus
Maha dahsyat darah merah suci merah
Suci merah suci.......!

KEPADA HATI NURANI

Kepada kebebasan: kukepalkan jemariku
Kepada kemerdekaan: kuacungkan tanganku
Dan aku kan teriak dengan lantang:
Inilah jiwaku, kuda perang yang sembrani
Langkahku tak lagi satu-satu, maka siapa
Lagikah yang hendak menghadang
Sedang setan dan iblis keder lihat
Sekujur tubuhku yang mendarah
Karena kata hatiku adalah
Ya, ya, ya untuk ya !
dan tidak, tidak, tidak untuk tidak !

TENTANG KITA (II)

Buat : R

Bendera kebebasan yang dikibarkan
Dalam hati warnanya merah menyala sebagai
Burung-burung yang lintasi benua demi benua
Atau sebagai udara yang
Langlang buana

Mari, satukanlah benderaku dan
Benderamu
Maka kita adalah dewa-dewi yang
Tersenyum dengan cinta

Bendera kita adalah
Kebebasan udara batas langit

KEMBARA HAKEKAT

Kemana semua pergi
Tak berarti lagi
Taburan bayangan yang tertinggal
Biarlah
Larut bersama perjalanan
Ke segala semesta sukma.

Tersujud aku
Ketika bertemu Yang Punya Segala

AKU SUNGGUH

Tak puas hatiku
Memandang kerlap di rona
Yang memancar ke segala
Sukma maka
Kuambung segala aromamu
Terceruk hatiku dalam pelangi
Antara

KHUSYUK

Meniti tasbih
Malam-malam panjang terasa cuma semeter;
Menyebut nama-Mu

FANAKU

Mautku selalu mengintai
Dibalik degup jantungku
Aku dapat merasakan bila
Ia permainkan jantung
Tapi orang lain tak tahu !

Sabtu, 16 Februari 2008

FANA YANG ABADI

Hidup kita ternyata tak lebih
Dari sebuah dongeng
Penghatntar kematian, tak abadi

Kehidupan kitalah yang
Abadi
Meski dibuka dengan dongeng hidup yang
Tak abadi

KARENA MANUSIA SUDAH BANYAK DOSA

Langit merah marah
Gunung merah marah
Sungai merah marah
Laut merah marah
Segala merah marah !
.........................................................................................................
Tuhan Merah Marah ..?

DOA

Sederhana saja

Aku ingin memeluk dunia
Lalu mati dalam pelukanMu
Amin........

SEKEDAR UNGKAPAN CINTA

Entah. Aku sendiri tak mengerti
Mengapa tiba-tiba harus menulis ini

Tanpa angin , tanpa suara

Tiba-tiba lelakiku bangkit-tersentak
Dari keangkuhan selaksa pustaka
Ketika rembulan menantang matahari
‘tuk merengkuhnya

lalu tersipu dan tertunduk malu
dan kutulis sebuah rindu:“aku cinta kamu”

my girl : back to future


CINTA ITU

Cinta itu..........................
Ha...........ha..........ha.........ha..................!
Cinta itu..........................
Hu.........hu...........hu..........hu.................!
Bingung !!!!!!!!!!!!!!

MAUT

Yang kucari ternyata
Di nadiku
Berjalan ke hilir
Muncrat darahku

Senjaku menunggu, siapa ?
Mengiringi peti mati
Siapa berangkat ?

AKANKAH AKU SEPERTI

Sehelai daun ditiup angin
Melayang. Lalu jatuh ke bumi
Sia-sia

Senin, 11 Februari 2008

SURATKU BUAT PEMBACA

SURATKU BUAT PEMBACA

Saudara-saudara, ini bukan puisi
Karena kau bukan penyair
Tapi serasa ada sesuatu yang
Menggelegak dalam jiwaku
Yang harus aku tulis
Agar diriku tak gundah

Saudara-saudara, ini bukan sajak
Karena aku bukan sastrawan
Tapi ini sekedar ungkapan emosiku
Yang meledak-ledak dalam jiwaku
Agar diriku tak resah

Saudara-saudara
Kalau tulisanku jelek, jangan dikritik
Karena aku tak tahan kritikan

Saudara-saudara
Jika tulisanku tak bermutu, jangan diejek
Karena kau tak tahan ejekan
Terimalah tulisanku apa adanya
Aku tak bermaksud apa-apa
Kecuali ingin mengungkapkan
Perasaanku
Kepada anda semua