Minggu, 18 Mei 2008

FRAGMEN BULAN HIJAU

Sebuah rumah di tikungan jalan
Di balik pagar hitam sepasang remaja bercinta
Dalam gelap
Kelelawar penuh gairah mencumbu rembulan
Bintang-bintang memetikkan caya
Angin menggoyang malam
Dan tawamu –perempuan- sungguh merahkan darah

Cinta
Sudahkah kita mengerti dan paham
Hakekatnya
Angin basah menyapu wajah
Diam-diam
Adam dan hawa datang bawa catatan

Dik, kalau yang kau pinta cuma nafsu
Akulah lelaki
Jika yang kau pinta cuma setumpuk lakon
Seperti dalam cerpen atau roman atau sinetron
Akulah lelaki

Dik, pernahkah kita tanya pada kedalaman nurani
Apa makna kita berpandangan
Apa makna kuremas jemarimu
Apa makna kita berdekapan
Apa makna kukecup keningmu

Maknanya pahamkanlah
Jika tak ditemu
Maka selebihnya adalah dosa

4 komentar:

  1. lam kenal juga.. Ini enhidayat yang yang di milis ya. Wah ternyata puisinya keren juga. Perlu sering-sering mampir nih kayaknya. ^_^

    BalasHapus
  2. trims komentarnya. kita bisa saling tuker pengetahuan....
    ehm, sori baru dibales; komputerku lama ngadat...

    BalasHapus
  3. Kahlil gibran ni yeah... Terus semangat ngeblog bro...

    BalasHapus